MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI RETURN HARAPAN DAN RESIKO PORTOFOLIO



MAKALAH

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

RETURN HARAPAN DAN RESIKO PORTOFOLIO



KATA  PENGANTAR

Penulis megucapkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segenap kekuatan dan kesanggupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Return Harapan dan Resiko Portofolio dalam rangka Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Informasi dan teman-teman yang telah membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan makalah ini. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

                                                                           Padang,   September 2016
                                                                                                       Penulis,



     Kelompok



DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penulisan............................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penulisan............................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Return dan Risiko............................................................................ 7
                        2.1.1 Return...................................................................................................... 7
                        2.1.2 Resiko...................................................................................................... 8
       2.1.3 Sumber Resiko......................................................................................... 9
       2.1.4 Resiko sistematis dan tidak sistematis................................................... 14
2.2 Estimasi Return Sekuritas................................................................................ 15
2.3 Analysis Resiko Portofolio.............................................................................. 18
2.4 Diversifikasi..................................................................................................... 19
2.5 Estimasi Return dan Resiko Portofolio............................................................ 23
BAB III PENTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 26
3.2 Saran................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui, Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan dating. Keuntungan dimasa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko investasi. Dalam konteks investasi, keuntungan dimasa yang akan datang mencerminkan harapan yang belum tentu terrealisasi. Oleh karena itu keuntungan dimasa yang akan datang lebih dikenal dengan istilah return harapan (expected return)
Karena return harapan dari investasi akan terjadi di masa yang akan datang dan bersifat tak pasti, maka disamping return, dalam konsep investasi juga perlu dipelajari tentang risiko. Risiko investasi bisa diuraikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return actual dengan return harapan. Keduanya bagaikan dua sisi maa uang yang selalu berdampingan, artinya dalam berivestasi, disamping menghitung return harapan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternative investasi yang menawarkan tingkat return harapan yang paling tinggi dengan tingkat resiko tertentuu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengembalian yang diharapkan.

1.2         Identifikasi Masalah
Di dalam makalah ini yang akan dibahas yaitu :
1.       Pengertian Return dan   Resiko
2.       Estimasi Return Sekuritas
3.       Analisis Resiko   Portofolio
4.       Diversifikasi
5.       Estimasi Return   Portofolio

1.3         Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dimaklaah ini  dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.       Apa itu Return dan   Resiko?
2.       Apa itu dan bagaimana menghitung Estimasi Return Sekuritas?
3.       Apa itu  Analisis Resiko  Portofolio?
4.       Apa itu Diversifikasi?
5.       Apa itu dan bagaimana menghitung Estimasi Return   Portofolio?

1.4         Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memahami apa itu return dan risiko
2.      Untuk memahami apa itu dan cara menghitung estimasi return sekuritas
3.      Untuk mengetahui apa itu analisis risiko portofolio
4.      Untuk memahai apa itu diversifikasi
5.      Untuk mengetahui apa itu dan bagaimana menghitung estimasi return portofolio
1.5         Manfaat Penulisan
Pembuatan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak.Terutama bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis untuk mengetahui akhlak, juga  bagi pembaca agar dapat menambah dan memperluas wawasannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang mampu menambah iman para pembaca.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Return dan  Resiko
a.      Return (Tingkat Pengembalian)
            Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan factor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor  menanggung risiko atas interaksi yang dilakukannya.
            Sumber-sumber return investasi  terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatann yang diperoleh secara  perioidik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalknya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
            Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa mmenghitungg return total  suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain yang diperoleh dari suatu investasi. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan  berupa angka nol (0) dan positif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa minus(-), nol (0) dan positif (+). Secara sistematis return total suatu investasi bisa dituliskan sebagai berikut:

Return Total = Yield + Capital Gain  (Loss)

Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dengan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi merupakan tingkat return yang telah diperoleh di masa lalu. Antara tingkat return yang diharapkan dan return yang terjadi atau return aktual merupakan risiko yang harus dipertimbangkan dalam proses investasi.
Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan menjadi dua yaitu; Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis. Hasil pengembalian adalah pendapatan yang diterima dari investasi ditambah perubahan harga pasar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dan harga pasar investasi mula-mula.


b.       Risk (Risiko)
Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu mempertimbangkan tingkat resiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Secara umum, risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period).
Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko disebut dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang ditanggung investor tersebut. Sikap investor terhadap risiko akan tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang tinggi pula.
Dalam bidang finansial, risiko sering dihubungkan dengan volatilitas atau penyimpangan /deviasi dari hasil investasi yang akan diterima dengan keuntungan yang diharapkan. Volatilitas merupakan besarnya harga fluktuasi dari sebuah aset. Semakin besar volatilitas aset, maka semakin besar kemungkinan mengalami keuntungan atau kerugian.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi, yaitu sebagai berikut :
1.    Resiko Suku Bunga
Resiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yg terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan investasi.
Contoh:Pada tanggal 30 Januari 2009 pemerintah Indonesia mengeluarkan instrumen keuangan baru yang disebut sukuk Ritel. Sukuk ritel adalah obligasi syariah yang menganut prinsip syariah. Sukuk ritel ini kemudian menjadi masalah bagi penerbit obligasi lainya karena suku bunga yang ditawarkan yaitu 13 % jauh di atas rata-rata suku bunga obligasi pada umumnya yaitu 9-11%, sehingga investor lebih tertarik untuk membeli sukuk ritel tersebut. Hal ini didukung dengan resiko dalam investasi ini mendekati 0%.
Strategi: Yang bisa dilakukan oleh para penerbit obligasinya lainya adalah menaikan suku bunga lebih tinggi dari sukuk ritel. Selain itu, juga dibutuhkan peran pemerintah melalui kebijakan atau peraturan yang bisa menguntungkan semua penerbit obligasi.

2.    Risiko Pasar
Resiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi, bahkan mengakibatkan investor mengalami capital loss. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, isu, spekulasi maupun perubahan politik.
Contoh: Adanya fluktuasi nilai rupiah terhadap USD yang sangat besar mendukung naiknya kurs USD sehingga mencapai sekitar Rp.6.000/USD. Hal ini disebabkan karena adanya isu sekitar kesehatan presiden pada bulan November/Desember 1997.
Strategi:Untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap USD pemerintah bisa melakukan intervensi melalui berbagai kebijaksanaan moneter dan fiskal, salah satunya melalui managed float system.

3.    Risiko Inflasi
Risiko inflasi adalah risiko potensi kerugian daya beli investasi karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.
Contoh: Laju inflasi pada 2012 bisa mencapai 7,1 persen, apabila pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Menurut perhitungan BI 4,4 persen kalau tidak ada apa-apa, kalau ada jadi 6,8 persen sampai 7,1 persen . Apabila ada kenaikan harga BBM sebesar Rp1.000 per liter maka terjadi inflasi sebesar 6,8 persen, sedangkan apabila ditetapkan subsidi konstan sebesar Rp2.000 per liter maka terjadi inflasi 7,1 persen. Kalau harga BBM-nya Rp1.000 itu inflasi 6,8 persen, tapi kalau subsidi dibatasi konstan Rp2.000 per liter maka akan ada peluang naik, tapi inflasi di 7,1 persen. Dengan adanya rencana kenaikan bbm yang bisa menyebabkan inflasi, para investor pun enggan untuk berinvestasi
Startegi:Yang bisa dilakukan pemerintah yaitu melalui Kebijakan antara lain dengan mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku bunga, nilai tukar, pengelolaan likuiditas dan kebijakan makroprodensial. Dampak kebijakan subsidi BBM ke inflasi masih memungkinkan ditekan lebih rendah dengan menerapkan subsidi ke sektor transportasi dan komunikasi kebijakan yang baik untuk meminimalkan efek psikologis.
Sedangkan yang bisa dilakukan oleh investor sebagai alternatif investasi yaitu:
a.       Menabung. Menabung di bank dapat mem-back up inflasi, karena bunga yang kita terima bisa mem-back up inflasi.
b.      Investasi Emas. Dengan kita berinvestasi emas maka kita akan terhindar dari resiko inflasi yang akan menggerogoti nilai mata uang kita, karena apabila terjadi inflasi tinggi maka harga emas pun akan tinggi.

4.      Risiko bisnis
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis indutri disebut sebagai risiko bisnis, misalnya, perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industry tekstil akan sangat di pengaruhi oleh karakteristik industry tekstil itu sendiri.

  1. Ririko financial.
 Ririko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsihutang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko financial yang dihadapi perusahaan

  1. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Resiko ini bisa juga didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dengan menggunakan aset yang ada.
Contoh: Krisis yang melanda Indonesia, mulai mengenai perbankan dengan timbulnya masalah kekurangan likuiditas (liquidity mismatch), semula dialami oleh beberapa bank, tetapi kemudian menjadi sistemik. Krisis likuiditas secara sistemik, yang dialami perbankan dimulai sekitar pelaksanaan kebijakan pencabutan ijin usaha atau likuidasi 16 bank tanggal 1 November 1997. Kepercayaan terhadap Rupiah yang menurun sejak terjadinya gejolak moneter bulan Juli 1997 menjadi lebih buruk lagi setelah diterapkan sistim nilai tukar yang mengambang secara bebas pada pertengahan Agustus 1997. Pembelian mata uang dollar (USD) atau penjualan aset rupiah ramai dilakukan, dimulai oleh pelaku pasar asing, akan tetapi kemudian diikuti oleh pemain pasar dalam negeri dan pemilik dana dalam negeri.
Strategi :Pemerintah menghadapi perkembangan ini dengan melakukan pengetatan moneter, dengan menggunakan tindakan fiskal (melalui pengurangan pengeluaran rutin maupun pembangunan dari APBN), kebijakan moneter (langkah BI menghentikan pembelian SBPU bank-bank dan peningkatan suku bunga SBI sampai lebih dari dua kali lipat), dan tindakan adminsitratif (instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan dan BUMN untuk mengalihkan deposito mereka menjadi SBI).

  1. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk.
Contoh: Dalam sebuah investasi yang membutuhkan mata uang asing sebagai transaksi, misalkan US$, apabila US$ menguat sedangkan Rupiah melemah akan membuat investor yang akan menanamkan modalnya dengan US$ akan membuat rugi, karena Rupiah yang harus dikeluarkan semakin banyak.
Strategi: Perusahaan atau pihak yang bergerak di jenis investasi ini sebaiknya melakukan tindakan mengantisipasi atau meminimalisir resiko dengan melakukan hedging. Hedging adalah suatu kegiatan perlindungan terhadap nilai uang. Hedging bisa dilakukan melaui Contract forward dan forward rate yang memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang ingin membeli valas dengan harga tertentu di masa depan yang telah disepakati sekarang.

  1. Risiko Negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Resiko Politik ini juga berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
Contoh: Libya sebagai negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika mengalami krisis akibat adanya protes yang dimulai pada tanggal 16 Februari 2011 untuk menurunkan presiden yang berkuasa pada saat itu, menyebabkan terganggunya pasokan minyak mentah, sebagai akibatnya harga minyak menjadi naik. Dengan melonjaknya harga minyak mentah menyebabkan terjadinya krisis pangan secara global akibat naiknya harga pangan. Hal ini dikarenakan Minyak dibutuhkan untuk peralatan pertanian yang digunakan untuk memproduksi pangan dan Transportasi untuk mengangkut pangan.
Strategi: Perlunya investasi jangka panjang di sektor pertanian di negara berkembang, mempersiapkan teknologi yang lebih baik utk bisa meningkatkan produktivitas pangan, Investasi di infrastruktur pedesaan serta pelatihan untuk petani kecil guna mendorong ke arah produksi yang lebih tinggi. Dengan mengatasi krisis pangan yang terjadi nantinya mampu menghemat pengeluaran negara untuk penyediaan pangan dan mencegah terjadinya inflasi akibat kenaikan harga pangan akibat berkurangnya produksi pangan.

  1. Resiko Reinvestment.
Resiko Reinvestment yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset keuangan yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.
Contoh: Kondisi investasi tidak akan sama ketika pembelian pertama kali suatu obligasi khususnya pembelian obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat hendak menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah mengakibatkan kerugian akibat selisih kurs.

Van Horne dan Wachowics, Jr (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas (keragaman) return terhadap returnyang diharapkan. Suad Husnan (2005:161) menyebutkan bahwa risiko dibagi menjadi dua, yaitu:
1.             Risiko Sistematis
Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi semua perusahaan. Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya.
2.              Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis atau risiko khusus merupakan risiko yang mempengaruhi satu (kelompok kecil) perusahaan, karena risiko ini merupakan risiko yang penyebabnya ada di dalam perusahaan itu sendiri atau di dalam suatu kelompok industri tertentu. Risiko ini disebut juga sebagai risiko unit/ risiko residual/ risiko khusus perusahaan. Yang termasuk dalam risiko ini misalnya adanya kerusakan peralatan, pemogokan kerja, tuntutan hukum maupun bencana alam.

2.2         Estimasi Return Sekuritas
Mengetahuiu secara pasti return yang akan diperoleh dari suatu investasi dimasa yang akan dating adalah pererjaan yang sulit, bahkan mustahil. Return investasi hanya bisa diperkiraan melalui pengestimasian. Return invetasi dimasa yang akan dating adalah return harapan dan sangat mungkin berlainan dengan return actual yang diterima.
   Disamping mengestimasi return harapan dari suatu sekuritas , kita juga perlu menghitung berapa besarnya risiko yang terkait dengan investasi pada sekuritas bersangkutan. Risiko sebagai siisi lain dari return menunjukkan kemungkinan penyimpangan antara return harapan dari return actual yang diperoleh.

Menghitung Return Harapan
Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai asset tunggal, invesator harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat  return tertentu, atau yang lebih dikenal dengan probabiliitas kejadian. Sedangkan hasil dari perkiraan return yang akan terjadi probabilitasnya disebut sebagai distribusi probabilitas. Dengan kata lain, distribusi probabilitas menunjukkan spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh dan berapa probabilitas terjadinya return tersebut.
Menghitung return harapan atas sekuritas adalah dengan mencari nilai rata-rata tertimbang dari semua return yang mungkin terjadi dalam perhitungan rata-rata tertimbang ini, bobotnya ditentukan atas dasar nilai probabilitas masing-masing return yang terjadi. Secara sistematis rumus untuk menghitung return harapan dari suatu  sekuritas bisa dituliskan dalam persamaan berikut ini:
Keterangan:
E(R)       = return harapan dari suatu sekuritas
Ri           = return ke-I yang mungkin terjadi
Pri          =probabilitas kejadian return ke-i
N            = banyaknya return yang mungkin terjadi

Contoh :
Distribusi probabilitas retur sekuritas ABC
Kondisi ekonomi
probabilitas
Return
Ekonomi kuat
0,30
0.20
Ekonomi sedang
0,40
0,15
Resesi
0,30
0,10

Perhitunganya:
E(R) = [(0.30)(0.20)]+[(0,40)(0,15)]+[(0,30)(0,10)]
        = 0,15
Selain itu perhitungan return harapan juga bisa dilakukan dengan dua cara lain yaitu rata-rata aritmatik dan rata-rata geometric. Kedua metode perhitungan ini sesuai untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu misalnya, return suatu asset selama 5 atau 10 tahun  berturut-turut.
Metode Arithmetic Mean adalah metode perhitungan statistic yang biasa untuk menghitung nnilai rata-rata, dan biasanya diberi symbol  X bar .
    = penjumlahan nilai return selama suatu periode
n        = Total Jumlah Periode
Metode Geometric Mean, menggambarkan  secara lebih akurat “nilai rata-rata yang sebenarnya” dari distribusi return selama suatu periode tertentu. Rumus untuk menghitung geometric mean adalah sebagai berikut:
 
= return relative pada oeriode n

Menghitung Risiko
Investor harus mampu menghitung risiko dari suatu investasi. Karena tingkat rsiko merupakan kemungkinan penyimpangan return actual dari return  harapan (return rata-rata), secara statistic tingkat risiko ini  dapat diwakili oleh ukuran penyimpangan atau ukuran penyebaran data. Dua Ukuran penyebaran yang sering digunakan ntuk mewakilinya adalah nilai varians dan standar deviasi. Varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besar penyebaran data variable random dari nilai rata-rataya. Semakin besar penyebaran distribusi return suatu investasi, semakin tinggi pula tingkat risiko investasi tersebut.

Varians return 
Deviasi standar  
Keterangan :
   = deviasi standar
E ( R ) = return harapan dari suatu sekuritas
  = return ke-I  yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-i

Dalam pengukuran resiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relative sekuritas tersebut. Risiko relative ini mnunjukkan risio perunit return harapan. Hal ini diperlukan karena informasi risiko yang hanya berupa varians dan deviasi standar akan bermasalah, terutama ketka kita ingin membandingkan tingkat risiko antar asset, yang masing-masing memilliki return harapan yang tidak sama. Ukuran risiko relative yang biasa dipakai adalah koefisien variasi. Rumusnya:



2.3         Analisis Resiko  Portofolio
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep  pemgurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio. konsep ini mengatakan jika kita menambahkan secara terus-menerus jenis sekuritas kedalam portofolio kita , maka manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh  akan semakin besar sampai mencapai titik tertentu dimana manfaat pengurangan tersebut mulai berkurang.
Konsep penurunan risiko portofolio didasari asumsi bahwa retur-return bersifat independen. Dengan asumsi bawha return sekuritas yang ada dalam portofolio tidak saling mempengaruhi satu dengan yang lainya, risiko portofolio bisa diestimasi dengan nilai deviasi standar populasi dibagi dengan akar dari n ( jumlah sekuritas dalam portofolio). rumus untuk menghitung deviasi standar portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Contoh: misalnhya risiko setiap sekuritas sebesar 0,20, maka risko portofolio akan menurun terus jika semakin banyak jumlah sekuritas yang dimasukan kedalam portofolio. misalnya, jika kita memasukkan 100 saham dalam portofolio tersebut maka risiko portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi 0,02
Semakin banyak jumlah saham yang dimasukan kedalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko. Bebrapa hasil studi empiris tentang jumlah saham dalam portofolio yang bisa mengurangi risiko telah dilakukan dan menghasilkan rekomendasi bahwa untuk mengurangi risiko portofolio diperlukan sedikinya antara 10-20 jenis saham.

2.4         Diversifikasi
Untuk menurunkan risiko investas, investor perlu melakukan “diversifikasi” Diversifikasi selektif ,pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah asset sedemikian rupahingga risiko dapat diminimalkan.  Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain. Risiko yang dapat di diversifikasi adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima.
Investor dapat saja berfikir bahawa untuk melakukan diversifikasi, cara yang paling mudah adalah dengan memasukkan semua kelas asset kedalam portoffolio.kelas asset disini misalnya saham, obligasi, mata uang, property, dan lain sebagainya. Tetapi, jika cara ini dilakukan permasalahanya adalah berapa bagian dana yang akan diinvestasikan dalam kelas kelas asset tersebut dan asset-aset spedifik yang mana dari kelas asset yang akan dipilih untuk dimasukan kedalam portofolio.
Berdasarkan dari kedua gambaran situasi diaatas, terlihat bahwa investor perlu melakukan divesrifikasi pada berbagai asset untuk meminimalkan risiko. Berikut prinsip prinsip divesrifikasi, yaitu Diversifikasi dengan banyak aktivadiversifikasi random dan diversfikasi Markowitz.
1.        Diversifikasi dengan banyak aktiva
Mengikuti hokum statistic bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return untuk satu sekuritas tidak terpengaruh oleh rate of return sekuritas yang lainnya. Dengan asumsi ini, deviasi standar yang mewakili risiko dari portofolio dapat dituliskan sebagai berikut:
sp= si
Ön

2.       Diversifikasi secara random
Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.

3.         Diversifikasi secara Markowitz
Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio.
Diversifikasi dapat ditunjukkan dengan jumlah aktiva yang besar didalam portofolio. Jumlah aktiva yang besar ini dapat ditunjukkan dengan nilai n yang mendekati (limit) tak berhingga. Untuk nilai varian yang besar (mendekati tak berhingga) akan sama dengan nol, sehingga untuk diversifikasi dengan banyak aktiva, nilai varian portofolio akan hilang. Dengan demikian, diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada, yaitu sebesar nilai rata-rata semua kovarian atau dengan kata lain, untuk portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terjadi dari banyak aktiva efek dari kovarian menjadi lebih penting dibandingkan efek dari varian masing-masing aktiva
Koefisien korelasi, adalah suatu ukuran statistic menunjukkan pergerakan bersamaa relative antara dua variable . ukuran tersebut biasanya dilambangkan dengan  dan berjarak (berkorelasi) antara +1.0 sampai -1,0 dimana:
Jika = +1,0; berarti kokrelasi positif sempurna
Jika
Jika

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan  ukuran koefisien korelasi dala konsep diversifikasi, sebagai berikut:
1.      Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna tidak akan memberikan manjaat pengurangan risiko.
2.      Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol akan mengurangi risiko portofolio secara signitifikan. Semakin banyak jumlah saham yang tidak berkorelasi dimasukkan dalam portofolio semakin besar manfaat pengurangan risikio diperoleh.
3.      pengabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negative sempurna akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip strategi lindung nilai(bedging) terhadap risiko.
4.      dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrim tersebut sangat jarang terjadi. Sekuritas biasannya kan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas lainya, meskipun tidak sempurna. Oleh karena ini investor tiadak bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. hanya mengurangi.

Kovarian
Kovarian Adalah ukuran absolute yang menunjukkan sejauh mana  dua variable mempunyai kecendrungan untuk bergerak secar bersama-sama. Dalam konteks manajemen portofolio, kovarian menunjukansejauh mana return dari dua sekuritas mempunyai kecendrungan bergerak bersama-sama. Kovarian bisa berbentuk angka positif, negative, ataupun nol.
Secara sistematis, rumus untuk menghitung kovarianss  dua buah sekuritas A dan B adalah:
Keterangan:
m   = jumlah hasil sekuritas yang mungkin terjadi ada periode tertentu
pri  = probabilitas kejadian retrn ke-i


2.5         Estimasi Return  Portofolio dan risiko portofolio
Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return harapan dan risikosuatu kumpulan asset individual yang dikombinasikan dalam suatu portofolio asset. Ingat bahwa asset-aset dapat mengalami gerak bersama-sama. Oleh karena itu, uantuk menghitung suatu risiko portofolio kita tidak boleh hanya menjumlahkan seluruh resiko asset individual, tetapi juga harus memperhatikan komponen risiko asset individual, tetapi juga harus memperhatikan komponen resiko akibat keterkaitan antar asset tersebut. Dengan kata lain, kontribusi resiko asset individual terhadap risiko portofolio, terdiri dari komponen varians dan kovarians asset tersebut dengan asset-aset lain yang dilibatkan dalam portofolio.

Kasus Dua Sekuritas
Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas, kita bisa menghitung deviasi standar return  kedua sekuritas tersebut. Secara matematis, rumus yang dipakai adalah:
Keterangan:
Kasus n-Sekuritas
Rumus untuk meghitung deviasi standar untuk dua buah sekuritas diatas biasa di perluas  untuk menghitung risiko portofolio yang terdiri atas n-sekuritas. Ukuran yang dipakai adalah varians return dari n-sekuritas yang ada dalam portofolio . secara matematis rumus  untuk menghitung resiko n-sekuritas adalah:
Keterangan:
Jika dari bagian pertama persamaan () kita asumsikan bahwa bobot portofolio sama untuk  setiap sekuritas, maka porsi dana yang diinveestasikan (w) menjadi:
Selanjutnya bisa disederhanakan menjadi persamaan:
Atau
Model portofolio markovwitz memang bsa membantu kita untuk menghitung return harapan dan resiko portofolio. tetapi, model tersebut memerlukan perhitungan kovarians yang terlalu kompleks, terutama jika kita dihadapkan pada jumlah sekuritas yang banyak. Seandainya terdapat n sekuritas dalam sebuah portoffolio, berarti kita harus menghitung sejumlah [n(n-1)]/2 kovarian artinya kita harus menghitung [100 (100-1)/2 atau 4950 kovarian untuk sebuah portofolio yang berisi 100 sekuitas.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
investor harus pandai-pandai mencari alternative investasi yang menawarkan tingkat return harapan yang paling tinggi dengan tingkat resiko tertentuu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah.
            Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengembalian yang diharapkan

3.2    Saran
Dan diharapkan dalam makalah ini, semua kalangan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya investasi, karena menyangkut kehidupan di masa yang akan datang sehingga mampu mempertahankan tingkat pendaptan di atas daya beli saat inflasi pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA

Tandelilin, E. (2010). PORTOFOLIO dan INVESTASI. Yogyakarta: KANISIUS.





JIka Sobat ingin mendapatkan semua makalah yang ada di website ini secara gratis siilahkan klik tombol Subscribe yang ada dibawah ini, dan Perlu diketahui Setelah Sobat Mendaftarkan Email Jangan Lupa Konfirmasi Link yang di Kirim Ke Email Agar Pemberitahuannya Aktif:

0 Response to "MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI RETURN HARAPAN DAN RESIKO PORTOFOLIO"

Post a Comment