MAKALAH IMUNISASI DASAR dan IMUNISASI CALON JEMAAH HAJI
MAKALAH DISKUSI KELOMPOK KECIL
BLOK 2.B MINGGU 1
“IMUNISASI DASAR dan IMUNISASI CALON JEMAAH HAJI”
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negative dapat mangativasi komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein.
I.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar inunologi?
2. apa saja Jenis- jenis imunitas?
3. imunisasi apa saja yang di berkan pada calon Jemaah haji?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar imunologi
2. Mengetahui jenis imunitas
3. Mengetahui imunisasi yang akan di berikan pada calon Jemaah haji
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar imunologi
Imunologi : ilmu yang mempelajari tentang sistem imun atau kekebalan tubuh. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti imunologi.
Konsep dasar Respon Imun : Reaksi terhadap sesuatu yang asing. Pemicunya disebut dengan Antigen, yaitu substansi yang mampu merangsang respon imun, berupa bahan infeksiosa biasanya berbentuk protein atau karbohidrat, atau lemak. Antigen akan berkontak dengan sel tertentu, memacu serangkaian kejadian yang mengakibatkan destruksi, degradasi atau eliminasi.
Respon imun :
1. Respon imun non spesifik. Terdiri atas : A. Fagositosis, B. Reaksi peradangan
2. Respon imun spesifik, terdapat 2 komponen :
• Respon imun humoral, berupa globulin-gama tertentu / imunoglobulin. Diperankan limfosit B.
• Respon imun selular, menyebabkan reaksi hipersensitif tipe lambat. Diperankan limfosit T
A. Fagositosis
• Fagosit adalah sel yang mampu memakan benda asing.Terdiri atas : PMN, Monosit dan Makrofag.
• Fagosit akan tertarik ke daerah kerusakan jaringan oleh faktor kemotaksis yang dikeluarkan oleh berbagai jaringan.
B. Reaksi Peradangan
Ditandai :
• Vasodilatasi pembuluh darah lokal yang mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan
• Kenaikan permeabilitas kapiler disertai dengan kebocoran banyak sekali cairan ke dalam ruang interstisial
• Seringkali pembekuan cairan dalam ruang interstisial yang disebabkan oleh fibrinogen dan protein lainnyayang bocor dari kapiler dalam jumlah berlebihan
• Migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan
• Pembengkakan sel jaringan
2.2 Jenis-jenis imunitas
Imunitas Humoral
• Diperankan limfosit B yang dapat berdeferensiasi menjadi sel plasma
• 80-90 % dalam sumsum tulang, 10-20 % dari limfosit darah tepi.
• Mensintesis imunoglobulin
• Ada 5 imunoglobulin : dari yang terbanyak & peranannya :
1. Ig G : aktivasi komplemen,antibodi heterotropik
2. Ig A : antibodi sekretorik
3. Ig M : aktivasi komplemen
4. Ig D : reseptor permukaan limfosit
5. Ig E : antibodi reagin, pemusnah parasit.
Antibodi berperan pada 4 tipe reaksi imun :
Reaksi tipe I : reaksi anafilaksis.
• Alergen + Ig E + sel Basofil è pelepasan mediator ( histamin, serotonin dll)
• Contoh klinis : urtikaria
Reaksi tipe II : reaksi sitotoksis
• Antigen + Ig G / Ig M + aktivasi komplemen è lisis dan fagositosis virus, bakteri dll
• Contoh klinis : pemfigoid.
Reaksi tipe III : reaksi kompleks imun.
• Antigen + Antibodi + Komplemen è
• Tidak mudah dimusnahkan sistem fagosit è bereaksi dgn pembuluh darah atau jaringan lain è kerusakan jaringan.
• Contoh klinis : vaskulitis nekrotikans.
Imunitas Selular
• Diperankan sel T dgn limfokin-nya.
• Sel T 80-90 % jumlah limfosit darah tepi dan 90 % jumlah limfosit timus.
• Limfokin : zat yang dikeluarkan sel T yang mampu merangsang dan mempengaruhi reaksi peradangan selular. Contoh : MIF ( Makrophage Inhibitory Factor), MAF ( Activating), faktor kemotaktik makrofag, dll.
• Antigen spesifik + limfosit T + limfokin è reaksi hipersensitivitas lambat (Reaksi tipe IV ).
• Contoh klinis : Dermatitis Kontak Alergik
Komplemen
adalah kumpulan 9 protein plasma bukan antibodi yang diperlukan pada reaksi antigen – antibodi sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta lisis sel. Fungsi terpenting : mediator berbagai proses peradangan a.l : vasodilatasi, pengeluaran cairan, kemotaksis fagosit dll. Jadi aktivasi komplemen diperlukan untuk dapat terjadinya kerusakan jaringan serta komponen penting pada reaksi imun tipe II dan tipe III.
Mediator
• substansi kimia yang mempengaruhi dan memacu respons imun dan proses peradangan
• beberapa contoh : prostaglandin, fibrinolisin, faktor kemotaktik, kinin, serotonin, histamin dll
• histamin : mediator penting selain penyebab vasodilatasi, pengeluaran protein, menimbulkan rasa gatal juga secara langsung memacu respon peradangan
2.3 imunisasi yang diberikan kepada calon Jemaah haji
1. Vaksin Meningitis
Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini berisiko tinggi terjadi di bagian tertentu di dunia, terutama Arab Saudi, sebagai tempat umat muslim menunaikan Ibadah Haji dan Umroh.
Untuk mencegahnya, vaksin meningitis menjadi vaksinasi yang diwajibkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Sertifikat yang menyatakan bahwa mereka telah mendapat vaksin meningitis menjadi syarat calon Haji untuk mendapatkan visa. Berikut ini adalah sejumlah ketentuan pemberian vaksin:
• Meningitis adalah penyakit yang disebabkan bakteri kelompok A, C, W, dan Y. Maka, semua jamaah wajib menerima satu dosis vaksin kuadrivalen polisakarida atau vaksin ACWY135.
• Pemberian vaksin ini disarankan dilakukan 2-3 minggu sebelum keberangkatan, dan tidak kurang dari 10 hari sebelumnya. Jika sebelumnya pernah mendapat vaksin yang sama, pastikan bahwa waktu pemberiannya tidak lebih dari tiga tahun sebelumnya.
• Jika diberikan pada orang dewasa dan anak-anak berusia lebih dari lima tahun, vaksin ini akan memberikan perlindungan dari meningitis selama lima tahun.
• Untuk anak di bawah usia lima tahun, vaksinasi akan memberikan perlindungan selama 2-3 tahun. Namun pemberian pada balita usia dua bulan hingga tiga tahun harus diikuti dengan pemberian vaksin kedua pada tiga bulan setelahnya.
• Vaksin jenis ini tidak dibolehkan untuk diberikan kepada bayi berusia kurang dari dua bulan.2. Vaksin influenza Musiman
Jenis virus yang menyebabkan influenza berbeda-beda pada setiap tahunnya (musiman), sehingga pemberian vaksin disesuaikan dengan tipe tersebut.
Vaksin influenza dianjurkan untuk jamaah Haji dengan kondisi tertentu sebagai berikut:
- Penderita penyakit kronis seperti,asma,gagal jantung penyakit paru-paru kronis, dan HIV/AIDS.
- Penderita gangguan metabolik.
- Penderita obesitas
- Balita, lansia, dan wanita hamil.
3. Vaksin pneumonia
Penyakit yang umumnya disebabkan infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae atau pneumokokus dapat dicegah dengan pemberian vaksin pneumonia. Vaksin ini disarankan bagi calon jamaah haji dengan kondisi tertentu, misalnya lansia berusia 65 tahun ke atas, anak-anak, dan orang dewasa pengidap penyakit kronis berupa diabetes, asma, gangguan ginjal, atau penyakit jantung.
Terdapat dua jenis vaksin pneumokokus yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin PCV untuk anak berusia 2, 4, dan 6 bulan, kemudian vaksin ulangan atau booster diberikan pada usia 12-15 bulan.
Berbagai vaksin di atas diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi bagi orang yang akan melaksanakan Ibadah Haji. Jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap sebagian atau seluruh vaksin (maupun kandungannya) yang diwajibkan, konsultasikan pada dokter sebelum Anda melakukan vaksinasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Jenis-jenis imunisasi untuk calon haji itu imunisasi meningitis, influenza, dan pneumonia.
3.2 SARAN
1. Olahraga & istirahat yang cukup
2. Jalani diet gizi seimban
3. Bantu dengan suplemen penguat imun, seperti susu berkolostrum, Vit C
4. Mengikuti imunisasi-imunisasi yang diwajibkan
DAFTAR PUSTAKA
Subowo.2009. imunobiologi. Jakarta. Saguna Seto
ners.unair.ac.id. konsep dasar imunologi, jurnal
0 Response to "MAKALAH IMUNISASI DASAR dan IMUNISASI CALON JEMAAH HAJI"
Post a Comment