MAKALAH KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)
MAKALAH
KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang merupakan keadaan darurat atau tanda bahaya yang sering terjadi pada neonatus karena kejang dapat mengakibatkan hipoksia otak yang cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan sekuele di kemudian hari. Selain itu kejang dapat merupakan tanda atau gejala dari satu masalah atau lebih dan memiliki efek jangka panjang berupa penurunan ambang kejang, gangguan belajar dangangguan daya ingat. Aktivitas kejang yang terjadi pada waktu diferensiasi neuron, mielinisasi, dan proliferasi glia pada neonatus dianggap sebagai penyebab kerusakan otak. kejang berulang akan menyebabkan berkurangnya oksigenasi, ventilasi, dan nutrisi di otak.12Kejang pada neonatus secara klinis dapat diartikan sebagai perubahan paroksimal dari fungsi neurologik seperti perubahan perilaku, sensorik, motorik, dan fungsi autonom sistem saraf yang terjadi pada bayi berumur sampai dengan 28 hari.
2.2 Etiologi
a.Asfiksia
Asfiksia perinatal menyebabkan terjadinya ensefalopati hipoksik-iskemik dan merupakan masalah neurologis yang penting pada masa neonatal, dan menimbulkan gejala sisa neurologis di kemudian hari. Asfiksia intrauterin adalah penyebab terbanyak ensefalopati hipoksik-iskemik. Hal ini karena terjadi hipoksemia, kurangnya kadar oksigen ke jaringan otak. Kedua keadaan tersebut dapat terjadi secara bersama-sama, yang satu dapat lebih dominan tetapi faktor iskemia merupaka faktor yang paling penting dibandingkan hipoksemia.
b.Trauma dan Perdarahan Intrakranial
Trauma dan perdarahan intrakranial biasanya terjadi pada bayi yang besar yang dilahirkan oleh ibu dengan kehamilan primipara. Hal ini terjadi pada partus lama, persalinan yang sulit disebabkan oleh kelainan kedudukan janin dalam rahim atau kelahiran presipitatus sebelum serviks uteri membuka cukup lebar. Pada bayi berat lahir rendah dengan berat badan <1500 gram biasanya perdarahan terjadi didahului oleh keadaan asfiksia. Perdarahan intrakranial dapat terjadi di ruang subarachnoid, subdural, dan intraventrikular atau parenkim otak.
c.Infeksi
Pada bayi baru lahir infeksi dapat terjadi di dalam rahim, selama persalinan, atau segera sesudah lahir. Infeksi dalam rahim terjadi karena infeksi primer dari ibu seperti toxoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, dan herpes. Selama persalinan atau segera sesudah lahir, bayi dapat terinfeksi oleh virus herpes simpleks, virus Coxsackie, E. Colli, dan Streptococcus Byang dapat menyebabkan ensefalitis dan meningitis.
d.Gangguan Metabolik
Gangguan metabolik yang menyebabkan kejang pada bayi baru lahir adalah gangguan metabolisme glukosa, kalsium, magnenisum, elektrolit, dan asam amino. Gangguan metabolik ini terdapat pada 73% bayi baru lahir dengan kerusakan otak. Berkurangnya level glukosa dari nilai normal merupakan keadaan 11 tersering penyebab gangguan metabolik pada bayi baru lahir. Berbagai keadaan gangguan metabolik yang berhubungan dengan kejang pada neonatus adalah:
HipoglikemiaHipoglikemia pada bayi baru lahir adalah bila dalam tiga hari pertama sesudah lahir, kadar gula darah kurang dari 20mg% pada bayi kurang bulan atau kurang dari 30mg% pada bayi cukup bulan pada pemeriksaan kadar gula darah 2 kali berturut-turut, dan kurang dari 40mg% pada bayi berumur lebih dari 3 hari. Hipoglikemia sering terjadi pada bayi kecil masa kehamilan, bayi dari ibu penderita diabetes, atau bayi dengan penyakit berat seperti asfiksia dan sepsis.
HipokalsemiaHipokalsemia jarang menjadi penyebab tunggal kejang pada neonatus. biasanya hipokalsemia disertai dengan gangguan lain, misalnya hipoglikemia, hipomagnersemia, atau hipofosfatemia. Diagnosis hipokalsemia adalah bila kadar kalsium dalam darah kurang dari 7 mg%. Hipokalsemia terjadi pada masa dini dijumpai pada bayi berat lahir rendah, ensefalopati hipoksik-iskemik, bayi dari ibu dengan diabetes melitus, bayi yang lahir akibat komplikasi berat terutama karena asfiksia.
e.Gangguan Elektrolit Gangguan
keseimbangan elektrolit terutama natrium menyebabkan hiponatremia ataupun hipernatremia yang kedua-duanya merupakan penyebab kejang. Hiponatremia dapat terjadi bila ada gangguan sekresi dari anti diuretik hormon (ADH) yang tidak sempurna. Hal ini sering terjadi bersamaan dengan meningitis, meningoensefalitis, sepsis, dan perdarahan intrakranial. Hiponatremia 12 dapat terjadi pada diare akibat pengeluaran natrium berlebuham, kesalahan pemberian cairan pada bayi, dan akibat pengeluaran keringat berlebihan. Hipernatremia terjadi bila pemberian natrium bikarbonat berlebihan pada koreksi asidosis dengan dehidrasi.
2.3 Patofisiologi
KejangKonsep epileptogenesis pada otak imatur sangat kompleks dan cepat berkembang. Terdapat faktor khusus dalam perkembangan otak yang membuat otak imatur lebih sensitif dalam menghasilkan kejang. Faktor tersebut meliputi karakteristik dari neuron, neurotransmitter, sinaps, reseptor, mielinisasi, glia, dan sirkuit neuron seluler maupun regional.Fungsi dasar neuron adalah depolarisasi dan hiperpolarisasi membran yang menghasilkan aliran ion yang melintasi membran melalui voltage dependent and transmitter-gated channel. Depolarisasi membran mengawali potensial aksi yang menyebabkan lepasnya neurotransmitter dari regio presinaps di akson terminal. Transmitter berkaitan dengan reseptor post-sinap untuk mengawali eksitasi potensial post-sinap atau inhibisi potensial post-sinaps. Fungsi otak secara normal didasarkan pada keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi.Kejang timbul akibat timbulnya muatan listrik (depolarisasi) berlebihan pada susunan saraf pusat sehingga terbentul gelombang listrik yang berlebihan. Neuron dalam sistem saraf pusat mengalami depolarisasi sebagai hasil dari perpindahan natrium ke arah dalam, sedangkan repolarisasi terjadi akibat keluarnya kalium. Untuk mempertahankan potensial membran memerlukan energi 13 yang berasal dari ATP dan bergantung pada mekanisme pompa yaitu keluarnya natrium dan masuknya kalium.Meskipun mekanisme dasar kejang pada neonatus tidak sepenuhnya dipahami, data terbaru menunjukkan bahwa depolarisasi berlebihan dapat diakibatkan oleh:a.Gangguan dalam produksi energi dapat mengakibatkan kegagalan pompa natrium dan kaliumb.Rangsang berlebihan dari neurotransmitter di susunan saraf pusatc.Adanya kekurangan relatif dari inhibitor neurotransmitter dibanding eksitatorik dapat menyebabkan depolarisasi berlebihand.Perubahan membran neuron menyebabkan inhibisi dari pergerakan natrium.
0 Response to "MAKALAH KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)"
Post a Comment