KISAH LENGKAP NABI IBRAHIM AS
Kisah Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim AS dalam pandangan umat
Islam adalah seorang Nabi atau Rasul Allah yang juga wajib diimani. Para ahli
memperkirakan bahwa ia hidup dalam abad ke-18 atau 19 sebelum masehi. Pada
mulanya ia bermukim di negeri kelahirannya, Urkasdim (di Irak Selatan),
kemudian di Harran (di Syiria Utara) dan terakhir di Kan'an (Palestina atau
Israel sekarang).
Ia wafat dan di makamkan di Hebron (kurang lebih 30 kilometer di selatan Yerussalem).
Nabi Ibrahim adalah putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar mmbnh setiap anak laki-laki yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa. Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.
Orang tuanya menyembunyikan Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun yang memeliharanya. Tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.
Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai berpikir tentang Tuhan.
Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Pada benaknya, inilah Tuhannya. Tetapi setelah bintang itu hilang ketika hari menjadi siang, Ibrahim pun menetapkan keyakinannya, bahwa ia tidak akan bertakwa kepada Tuhan yang terbenam.
Demikian pula pada bulan dan matahari. Setelah ia yakin pada bulan,bintang, dan matahari tiada kekal maka ia berseru kepada kaumnya, "Hai Kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari segala apa yang kamu persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.
Ketika Raja Namrud beserta orang-orangnya pergi berburu Nabi Ibrahim memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali berhala yang tetap ditinggalkan utuh, yaitu berhala yang paling besar. Di leher berhala yang paling besar itu ditaruhkannya kampak yang digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala lainnya.
Setelah Raja Namrud beserta pengiringnya pulang dari berburu dan mengetahui berhala-berhala di tempat peribadahannya hancur mereka menjadi berang. Mereka menuduh Nabi Ibrahim telah melakukannya karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu.
Nabi Ibrahim di tangkap dan dihadapkan pada Raja Namrud.
Sang raja bertanya, "Hai Ibrahim! Kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab, "Bukan aku yang menghancurkannya tetapi berhala yang paling besar itu. Tentulah dia tidak mau kamu persekutukan dengan berhala-berhala yang lebih kecil, buktinya kampak penghancur berhala itu masih bergantung dileherny."
Raja Namrud bukan main marahnya mendengar jawaban Nabi Ibrahim, dia merasa dipermainkan.
Raja Namrud berkata, "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan."
Nabi Ibrahim menjawab, "Nah, kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak mampu berbuat apa-apa itu?"
Mendengarkan perkataan Nabi Ibrahim itu sebagian orang-orang berbalik menjadi pengikutnya, sedangkan sebagian lainnya ragu-ragu.
Hukuman Bakar Bagi Nabi Ibrahim
Setelah
terlihat pengaruh Nabi Ibrahim semakin besar di kalangan pengikutnya, Raja
Namrud merasa terdesak dan terjatuh harga dirinya. Oleh karena itu, untuk
menjaga wibawanya, Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya
untuk menangkap Ibrahim untuk dihukum mati, yaitu dengan cara dibakar.
Tetapi Allah
SWT. kembali memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah berfirman kepada api:
يَا نَارُ كُونِي
بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ.....
Artinya:
"Hai
api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya: 69)
Setelah api
padam, keluarlah Ibrahim tanpa mengalami cedera sedikit pun.
Dalam
menjalankan tugas kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan ayahnya, agar
tidak lagi menyembah berhala, dan tidak memperturutkan jalan setan, agar
terlepas dari siksaan Allah. Namun, ayah Ibrahim menjawab:
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
Artinya:
"Berkata
ayahnya, "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jika
kau hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhan niscaya aku akan menyiksamu!
Dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (Q.S. Maryam: 46)
Sementara
itu Raja Namrud ingkar saja kepada Allah, maka Allah menghukum Raja Namrud
beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat luar biasa bnyaknya.
Nyamuk-nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki
lubang-lubang hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara
siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim
mempunyai istri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar
beliau mempunyai anak yang bernama Ishak, sedangkan Siti Sarah baru melahirkan
anaknya setelah usianya lanjut.
Nabi Ibrahim Hijrah ke Negeri Syam
Setelah
menyadari bahwa keadaannya kurang aman, Nabi Ibrahim pindah ke Negeri Syam,
meninggalkan Nabinya Babil, dengan istrinya yang bernama Sarah disertai Luth
yang kemudian menjadi nabi juga. Sejak dahulu Negeri Syam menjadi negeri yang
aman dan sejahtera.
Tidak lama kemudian
Nabi Ibrahim pergi ke Negeri Mesir. Ketika Raja Mesir mendengarkan tentang
kecantikan Sarah, ia menyuruh Ibrahim untuk menghadapnya.
Setelah
menghadap Raja Mesir, Ia bertanya kepada Nabi Ibrahim, "Siapakah perempuan
yang bersama denganmu?"
Ibrahim
menjawab, "Saudaraku."
Nabi Ibrahim
berdusta terhadap orang yang akan menganiayanya, atas izin Allah. Dibolehkannya
berdusta terhadap orang yang ingin menganiaya ini disebutkan dalam Al-Qur'an
surat An-Nisa ayat 148 dan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dan
Tirmidzi Ibnu Mundir, Ibnu Abi Hattim, Ibnu Mirdawah, dari Abu Hurairah dari
Rasulullah dan juga hadis Bukhari Muslim.
Nabi Ibrahim
tidak pernah berdusta, kecuali dalam tiga hal:
- Ia mengatakan sakit sewaktu diajak ke tanah lapang.
- Kepada Raja Namrud waktu ditanya yang menghancurkan patung-patung berhalanya.
- Kepada Raja Mesir ia mengatakan bahwa Sarah adalah saudara. Kalau tidak demikian, tentu istrinya akan dirampas oleh Raja Mesir, yaitu Fir'aun.
Siti Sarah
mendapatkan hadiah seorang perempuan hamba sahayat bernama Hajar dari Raja
Mesir karena jasanya yang telah menyembuhkan kembali tangan Raja Mesir yang
semula terkatub keduanya dan tidak dapat membuka. Kemudian Hajar diberikan
kepada Nabi Ibrahim untuk dijadikan istrinya.
Ketika Nabi
Ibrahim kembali ke Syam, Siti Sarah telah berusia lanjut, sedangkan beliau
belum dikaruniai anak. Namun, tidak lama kemudian, Siti Hajar melahirkan anak
yang diberi nama Ismail. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang melahirkan
seorang anak yang diberi nama Ishaq.
Dari kedua
orang inilah terlahir beberapa kaum. Dari keturunan Ishaq, banyak yang menjadi
Nabi dan orang-orang besar ternama yang disebut Bapak Kaum Bani Israil,
sedangkan dari Nabi Ismail, banyak menjadi orang mulia dan akhirnya menurunkan
seorang rasul yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.
Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah untuk Pindah ke
Mekah
Sudah
menjadi kebiasaan bahwa orang itu lebih cinta kepada anak kandungnya daripada
anak tirinya. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang tidak begitu menyukai
Ismail. Berkali-kali ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk memindahkan Ismail, tetapi
permohonannya itu tidak juga dituruti oleh Nabi Ibrahim.
Karena
perintah Allah, Nabi Ibrahim pindah dengan membawa Siti Hajar dan anaknya
Ismail yang masih kecil dan masin menyusu. Setelah Nabi Ibrahim mengumpulkan
perbekalan, beliau mengajak Hajar dan Ismail untuk pindah atas perintah Allah.
Berjalan
ketiga orang-orang itu menuju tanah-tanah yang pada masa itu masih kosong, dan
masih berupa padang pasir yang berbatu-batu.
Kemudian
Siti Hajar berkata dalam hatinya:
Padang Pasir
yang sangat luas
Terik
matahari yang sangat panas
Jika bukan
Tuhan menyertaiku
Tak akan aku
kuat menahan panas badanku
Berkata
dengan bersih di dalam hati
Aku taat
kepada perintah Ilahi
Hanya aku
dan anakku mendiami
Padang pasir
yang sunyi dan tandus ini
Penderitaanku
ini pengorbanan
Menjadi
contoh anak cucuku kemudian
Hajar dengan
mendoa ya rabbi ya rahman
Sabarkanlah
hati hamba-Mu ini dengan aman
Demikianlah
doa Siti Hajar di dalam hatinya. Nabi Ibrahim pun sebelum pergi ke Syam juga
berdoa diantaranya:
"Hai
Tuhanku! Aku menempatkan keluargaku ini pada tempat yang tandus kering dan
tiada tanaman pada sisi rumah-Mu yang mulia ini. Hai Tuhanku! Supaya mereka
mendirikan salat, hendaklah Engkau jadikan hati manusia condong kepada mereka,
berikanlah rezeki kepada mereka dengan buah-buahan untuk tanda bersyukur."
Kemudian
kembalilah Nabi Ibrahim ke Syam meninggalkan Siti Hajar dan Ismail.
Keinginan Nabi Ibrahim untuk Mengetahui Bagaimana
Tuhan Menghidupkan Orang Mati
Sejak kecil
Nabi Ibrahim selalu ingin mengetahui perihal sesuatu yang tidak dapat
dimengerti. Beliau terus-menerus mempertanyakannya dan mencari bukti yang nyata
untuk memberikan faedah dan hikmah. Apalagi terhadap suatu kejadian yang kurang
berkenan (tak masuk akal), beliau mencari alasan dan buktinya secara nyata,
sehingga hatinya terasa puas.
Ketika Allah
SWT. berfirman kepada Nabi Ibrahim, "Sesungguhnya semua orang yang mati
kelak nanti akan dihidupkan kembali dan akan dibalas sesuai dengan amal
perbuatannya waktu di dunia."
Nabi Ibrahim
ingin membuktikan bagaimana cara Allah SWT. menghidupkan kembali orang yang
telah mati. Beliau meminta bukti kepada Allah SWT. Dalam firman Allah SWT.
dikatakan:
وَإِذْ قَالَ
إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ
أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ
لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ
أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ
جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ
أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:
"Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman:
"Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah
berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah
semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu
bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya
mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 260)
Setelah Nabi
Ibrahim menerima bukti yang sebenar-benarnya bahwa Allah SWT. dapat
menghidupkan kembali orang yang telah mati, maka Nabi Ibrahim merasa puas.
Nabi Ibrahim Mendirikan Baitul Maqdis
Nabi Ibrahim
a.s. beserta istrinya (Siti Hajar) bertempat di Palestina, sedangkan Siti Hajar
(istri Ibrahim) dengan putranya (Ismail) bertempat tinggal di Mekah. Karena
itu, Nabi Ibrahim seringkali ke Mekah. Setelah Ismail dewasa, ia diajak oleh
ayahnya untuk mendirikan Baitullah (ka'bah) atas perintah dari Allah SWT.
Ka'bah
inilah yang hendaknya dijadikan kiblat semua kaum muslim di waktu salat.
Sebelumnya semua umat di dunia ini mempunyai sesembah yang bermacam-macam, ada
yang menyembah berhala (arca/patung), ada yang menyembah matahari, dan
lain-lain, maka setelah Nabi Ibrahim dan Ismail mendirikan Ka'bah, maka semua
pengikut agama Allah SWT. mempunyai kiblat yang sama yaitu Ka'bah di Mekah.
Sesudah Nabi
Ibrahim a.s. dan Ismail membangun Ka'bah, keduaya berdoa kepada Allah SWT. agar
perbuatannya diterima oleh Allah SWT. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 172-129,
Allah berfirman:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ . رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ
وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ
عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ . رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا
مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ .
Artinya:
"Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana." (Q.S.
Al-Baqarah: 127-129)
Setelah itu
Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT. agar memanggil serta
melaksanakan haji baik umat yang dekat maupun jauh dari Ka'bah, agar mereka
semua datang mengunjungi Ka'bah (berhaji). Dalam surat Al-Haj ayat 27 dan 28
Allah SWT. berfirman:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ
يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ . لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ
لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا
رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ .
Artinya:
"Dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi
mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka
makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir." (Q.S. Al-Haj: 27-28)
Nabi Ibrahim a.s Berkhitan
Nabi Ibrahim
a.s. melaksanakan pada usia 99 tahun sebagian riwayat lagi mengatakan bahwa
beliau dikhitan pada usia 80 tahun. Sedangkan Ismail di khitan pada usia 13
tahun. Syariat khitan dilaksanakan sejak zaman Nabi Ibrahim, yaitu ketika
beliau sudah berusia lanjut.
Dalam kitab Injil Barnabas disebutkan sebagai berikut, "Adapun adanya peraturan khitan disebabkan dulu Nabi Adam a.s. berdosa memakan buah larangan Allah SWT. (buah khuldi) beliau bernazar, apabila dosanya diampuni tuhan (Allah SWT.) beliau akan memotong sebagian dagingnya. Setelah tobat Adam diterima dan diampuni dosanya, kemudian Malaikat menunjukkan daging yang seharusnya dipotong, yaitu daging yang dipotong untuk dikhitan." Sekarang khitan telah menjadi syari'at agama Islam.
Dalam kitab Injil Barnabas disebutkan sebagai berikut, "Adapun adanya peraturan khitan disebabkan dulu Nabi Adam a.s. berdosa memakan buah larangan Allah SWT. (buah khuldi) beliau bernazar, apabila dosanya diampuni tuhan (Allah SWT.) beliau akan memotong sebagian dagingnya. Setelah tobat Adam diterima dan diampuni dosanya, kemudian Malaikat menunjukkan daging yang seharusnya dipotong, yaitu daging yang dipotong untuk dikhitan." Sekarang khitan telah menjadi syari'at agama Islam.
Nabi Ibrahim a.s dan Malaikat
Nabi Ibrahim
a.s termasuk salah satu nabi yang selalu menghormati dan menghargai tamu. Pada
suatu hari beliau mendapatkan tamu tiga malaikat yang menyamar sebagai manusia.
Kemudian istri beliau memasak makanan untuk menghormati tamunya.
Ketika
makanan dihidangkan kepada tamunya; mereka tidak mau menyentuh makan itu
sedikit pun. Nabi Ibrahim merasa takut kepada mereka, maka mereka pun
memberitahu kepada Nabi Ibrahim bahwa beliau itu adalah malaikat (tidak makan
dan tidak minum) yang diutus oleh Allah SWT.
Mereka
mendatangi rumah Nabi Ibrahim untuk memberi tahu kepada beliau bahwa mereka
diutus Allah SWT. untuk menyiksa kaumnya Nabi Luth a.s. yang tidak mau
mengikuti ajaran Nabi Luth.
Nabi Ibrahim takut apabila Nabi Luth dan orang-orang yang beriman kepada beliau juga mendapat siksaan, tetapi para malaikat itu menjawab, "Aku sudah tahu di antara orang yang kfr dan orang yang iman."
Nabi Ibrahim takut apabila Nabi Luth dan orang-orang yang beriman kepada beliau juga mendapat siksaan, tetapi para malaikat itu menjawab, "Aku sudah tahu di antara orang yang kfr dan orang yang iman."
Kemudian
Nabi Ibrahim memohon agar kaumnya Nabi Luth tidak disiksa, tetapi para malaikat
itu menjawab, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan perintah dari Allah
SWT. untuk menyiksa mereka yang kfr, sedangkan umat Nabi Luth yang beriman akan
diselamatkan oleh Allah SWT.
Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah
Nabi Ibrahim a.s.
- Nabi Ibrahim a.s. diutus Allah sebagai rasul-Nya ditengah masyarakat yang kufur musyrik kepada Tuhan.
- Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar, seorang pemahat patung berhala sebagai sesembahnya, sedangkan Nabi Ibrahim sangat menentangnya (membencinya) berhala itu.
- Nabi Ibrahim a,s berani memusnahkan patung berhala yang menjadi sesembah ayahnya dan kaumnya, sehingga beliau dijatuhkan hukuman mati, yaitu dengan dibakar.
- Nabi Ibrahim a.s. dibakar, namun ia tidak terluka sedikitpun ketika ia keluar dari kobaran api yang menyala-nyala, sebab ia dilindungi Allah SWT.
- Nabi Ibrahim a.s. mendapatkan ujian yang sangat berat, yakni disuruh menyembelih anak kandungnya (Ismail), maka perintah Tuhan dipatuhinya dan karena itu Allah menggantikannya dengan seekor kambing sehingga anaknya selamat.
- Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang istri yang saleh dan anak keturunannya pun menjadi anak yang saleh pula, bahkan menjadi rasul.
- Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT. agar memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Permohonan itu bukanlah karena ia kurang percaya kepada Allah, melainkan untuk menambah ketentraman hati dan keyakinannya.
- Untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT. janganlah segan-segan bertanya dan meminta bimbingan. Wlaupun beliau seorang Nabi dan Rasul Allah, Nabi Ibrahim a.s tetap berusaha untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan karena kimanan yang kokoh akan menambah ketentraman batin.
0 Response to "KISAH LENGKAP NABI IBRAHIM AS"
Post a Comment