MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALYSIS INVESTASI ANALYSIS TEKNIKAL
MAKALAH
TEORI PORTOFOLIO DAN ANALYSIS INVESTASI
ANALYSIS TEKNIKAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Untuk mengantisipasi perubahan harga saham tersebut maka diperlukan analisis saham. Terdapat dua pendekatan yang sering dilakukan untuk menganalisis harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Sharpe dkk, 1995). Analisis Fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis), sementara itu analisis teknikal merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997)
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lampau. Meskipun demikian. analisis teknikal tidak terbatas dapat dilakukan pada saham saja, analisis teknikal dapat pula dilakukan untuk memprediksi harga suatu komoditi maupun mata uang asing (Fernandez-Rodriguez dkk, 2000).
Analisis teknikal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk memperkirakan suatu harga saham. Teori yang mendasarinya adalah bahwa analisis ini berdasarkan pada kenyataan bahwa informasi masuk secara perlahan-lahan kedalam harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan yang lebih dari biasanya (excessive return) dengan mengamati tren pergerakan harga saham (Parisi dan Vasquez, 2000).
Analisis teknikal dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi yang berlaku, dan teknik teknik serta metode metode analisis teknikal yang akan dibahas pada makalah ini.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu analisis teknikal?
b. Apa asumsi yang mendasari analisis teknikal?
c. Apa Keuntungan dan tantangan analisis teknikal?
d. Teknik apa saja yang bisa digunakan dalam analisis teknikal?
e. Apa maksud trading rule dalam analisis teknikal?
f. Metode apa saja yang bisa digunakan dalam pengeplotan grafik?
g. Apa model siklus pasar dan identifikasi trend pasar?
3. TUJUAN MASALAH
a. Megetahui analisis teknikal
b. Mengetahui asumsi yang mendasari analisis teknikal
c. Mengetahui Keuntungan dan tantangan analisis teknikal
d. Mengetahui Teknik apa saja yang bisa digunakan dalam analisis teknikal
e. Mengetahui Apa maksud trading rule dalam analisis teknikal
f. Mengetahui Metode apa saja yang bisa digunakan dalam pengeplotan grafik
g. Mengetahui Apa model siklus pasar dan identifikasi trend pasar
BAB II ANALISIS TEKNIKAL
A. PENGERTIAN ANALISIS TEKNIKAL
Analisa Teknikal (technical analysis) adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, valas/forex, kontrak berjangka (future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya. Para analis teknikal melakukan penelitian yang mendasar terhadap pola pergerakan harga saham atau komoditas/forex/index yang berulang dan dapat diprediksi. Bahkan analisis teknikal bisa juga diartikan sebagai suatu studi utama mengenai harga, termasuk besarnya (volume) dan posisi terbuka (open interest).
Jadi pada intinya analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan harga di masa lampau dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan harga di masa yang akan datang. Analisis teknikal ini sering juga disebut dengan chartist karena para analisisnya melakukan studi dengan menggunakan grafik (chart), dimana mereka berharap dapat menemukan suatu pola pergerakan harga sehingga mereka dapat mengeksploitasinya untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam analisis teknikal, memprediksikan pergerakan harga saham sama seperti memprediksi pergerakan harga forex/komoditas/index karena para analis hanya melihat faktor grafik dan volume transaksi saja.
Technical analysis mengambil keputusan dalam perdagangan saham berdasarkan pada data harga dan volume perdagangan untuk menganalisis past market trend dan kemudian menggunakan trend tersebut untuk memprediksi perilaku pasar secara keseluruhan dan perilaku asset secara individual.
Berikut ini adalah beberapa pengertian analisis teknikal menurut para ahli:
· Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pa-sar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar di masa lalu de-ngan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas instrumen tersebut (Cahyono, 2001: 9).
· Analisis teknikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka (future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya (Wijaya, 2006: 64).
· Secara singkat, analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis (Sulistiawan dan Liliana,2007: 4).
Analisa teknikal adalah suatu jenis analisa yang selalu berorientasi kepada harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah dari suatu instrumen investasi dan pada time frame tertentu. Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan demand.
Perubahan harga cenderung bergerak pada suatu arah tertentu (trend), pola tertentu dimasa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, dari pada apa yang seharusnya terjadi. Analisa teknikal dapat digunakan pada berbagai macam instrumen investasi baik itu di pasar modal seperti saham maupun pasar valuta asing atau foreign exchange.
B. ASUMSI / PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL
Tiga asumsi atau anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal adalah (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 5):
1) Market price discounts everything
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas dikatakan akan semakin efisien jika semua informasi semakin cepat diserap oleh pasar dan tidak ada halangan bagi semua pelaku pasar untuk mengakses informasi tersebut.
2) Price moves in trend
Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan analisis teknikal adalah bahwa jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga yang sedang berlangsung. Karena pengguna analisis ini percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar atau investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan ikuti ke mana arah tren tersebut. Harga saham cenderung bergerak mengikuti arah tren seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini :
Gambar 1: penyesuaian harga saham akibat masuknya informasi baru
3) History repeats itself
Data historis dapat digunakan untuk memprediksi data atau harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah bahwa manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama, sehingga segala sesuatu yang pernah terjadi pada masa lalu akan mempunyai dampak yang sama atas kejadian yang sama pada masa sekarang.
C. KEUNTUNGAN DAN TANTANGAN TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL
Kelebihan analisis teknikal adalah (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 9):
1. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau sekuritas pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data historis dengan waktu yang beruntun dan bisa digambarkan grafik dari runtutan waktu tersebut, maka sekuritas ter-sebut pasti bisa dianalisis dengan analisis teknikal.
2. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
3. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik harian, minggu-an, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
4. Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya denagn mempelajari adanya suatu perubahan tertentu pada market sebelum bergerak menuju keseimbangan baru.
Tantangan terhadap penggunaan technical analysis diungkapkan oleh para penentangnya. Fokus penentang penggunaan technical analysis adalah pada:
1. Basic assumption
Asumsi technical analysis berlawanan dengan konsep dan hasil penelitian empiris tentang EMH. Untuk menghasilkn superior risk-adjusted return (setelah dikurangi transaction costs), harga pasar suatu sekuritas akan segera menyesuaikan diri terhadap munculnya informasi. Trend ini menjadikan munculnya weak-form EMH. Setelah menguji keberadaan weak-form EMH (lihat bahasan sebelumnya), peneliti menemukan bahwa harga asset tidak bergerak pada suatu trend tertentu. Hasil riset ini mendukung adanya EMH.
2. Technical trading rules
Harga pasar asset (hubungan antara specific market variables dengan harga saham) tidak berulang. Sebagai konsekuensinya, penggunaan suatu teknik di masa lalu mungkin saja menjadi tidak dapat diaplikasikan pada kesempatan lain. Kemungkinan ini menyebabkan technical analyst menerapkan beragam trading rules dan mencari kesepakatan dan consensus bersama untuk memprediksi pola harga pasar suatu asset (future market pattern).
Masalah lain pada technical analyst adalah keberhasilan penggunaan suatu trading rule akan mendorong investor lain untuk mengadopsinya. Hal ini akan menjadikan trading rule tersebut popular dan berakibat pada meningkatnya level persaingan antar investor, dan pada akhirnya akan menetralkan teknik tersebut.
Hal lain adalah penggunaan trading rules yang banyak menjadikan technical analyst membutuhkan a great deal of subjective judgment. Dua orang technical analyst yang mengamati pola harga saham yang sama bisa jadi memiliki interpretasi yang berbeda tentang pola harga yang sedang terjadi. Faktor lain tentang technical analysis adalah bahwa standard values yang bisa menjadi signal untuk keputusan investasi bisa berubah sepanjang waktu.
3. Technical trading indicators
Grafik berikut ini menggambarkan siklus harga saham yang terjadi secara normal. Siklus ini bisa terjadi pada keseluruhan pasar modal (overall stock market) atau untuk saham individual. Grafik tersebut menggambarkan peak (puncak) dan trough (low activity), rising trend channel, declining trend channel, flat trend channel.
Gambar 2: trading rule
Grafik tersebut dimulai dengan berakhirnya masa declining (bear) market, yaitu berhenti pada trough, yang kemudiaan diikuti dengan trend naik (upward trend) yang melampaui declining trend channel. Ketika declining trend sudah beralih arah ini memberikan sinyal bagi technical analyst untuk membeli asset. Technical analyst kemudian mengharapkan adanya rising trend channel. Sepanjang harga saham mengalami kenaikan seiring dengan rising trend channel tersebut, investor umumnya menyarankan untuk menahan asset (hold the stock). Secara ideal, investor ini ingin menjual saham saat siklus mengalami peak. Tetapi, investor tidak dapat mengidentifikasi bahwa peak akan terjadi hingga trend tersebut mengalami perubahan.
Jika harga saham mulai mengalami pola mendatar (flat pattern), maka masa rising trend channel akan terlampaui. Pada posisi ini, technical analyst cenderung memutuskan untuk menjual saham. Meskipun demikian, mereka bisa memutuskan untuk menahan kepemilikan asset untuk melihat apakah asset tersebut akan mengalami periode konsolidasi dan kemudian mengakhiri masa flat trend channel, dan mulai mengalami kenaikan lagi. Alternative lain, jika harga saham mengakhiri masa flat dan cenderung menurun, maka technician memandang trend ini sebagai sinyal untuk menjual asset dan mengamati penurunan tersebut sebagai dimulainya declining trend channel.
D. TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL
1. The Dow Theory
Teori ini The Dow Theory dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1800-an, yang bertujuan untuk mengidentifikasi trend harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada data-data historis harga pasar saham di masa lalu. Teori Dow mengidentifikasi tiga jenis tren dalam pasar yaitu primer, sekunder, dan minor. Sebuah tren primer adalah tren yang paling besar dan bertahan lebih dari satu tahun, sedangkan tren sekunder adalah tren menengah yang bertahan tiga minggu sampai tiga bulan dan sering diasosiakan sebgai pergerakan yang berlawanan dengan tren primennya. Dan yang teakhir, tren minor, bertahan kurang dari tiga minggu dan diasosiasikan sebagai pergerakan didalam tren menengah.
Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Primary trend yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama (beberapa tahun).
b. Secondary (intermediate) trend yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend.
c. Minor trend atau day-to-day move merupakan fluktuasi harga saham yang terjad setiap hari.
Gambar 3: pergerakan harga saham menurut dow theory
Untuk menggambarkan pola pergerakan harga-harga saham dalam primary trend, dalam The Dow Theory dikenal adanya dua istilah utama yaitu:
· Pasar dalam kondisi bergairah (bull market). Bull market terjadi ketika pergerakan harga-harga saham dalam primary trend cenderung untuk bergerak naik.
· Pasar yang lesu (bear market). Bear market menunjukkan pergerakan harga-harga saham dalam primary trend yang cenderung turun.
2. Rata-Rata Bergerak
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Dalam perhitungan rata-rata bergerak, data yang dipakai adalah data harga penutupan saham (closing price) untuk waktu tertentu (misalnya 200-harian). Teknik rata-rata bergerak dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata bergerak dari data harga penutupan saham harian selama beberap periode pengamatan.
Investor dianjurkan untuk membeli saham, jika:
· Garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis tersebut.
· Harga saham berada di bawah garis ratarata bergerak yang sedang menaik.
· Harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut.
Investor disarankan untuk menjual saham, jika:
· Harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata bergerak yang mendatar.
· Harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-rata bergerak tersebut justru sedang menurun.
· Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-rata bergerak), tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak tersebut.
Gambar 4: garis rata-rata bergerak 200-harian
3. Relative Strength
Relative strength dipakai untuk menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama
jangka waktu tertentu. Dari gambar yang telah disusun, investor bisa melihat perbandingan kekuatan saham-saham terhadap industrinya atau terhadap indeks pasar.
Gambar 5: relative strength terhadap indeks pasar
Berikut adalah harga saham bulanan perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk pada tahun 2004. Dengan menggunakan teknik relative strength, bagaimana kinerja saham Pakuwon Jati dibandingkan saham Daya Sakti Unggul Corporation?
Bulan, 2004
|
Pakuwon Jati
|
Daya Sakti
|
Januari
|
Rp75
|
Rp325
|
Februari
|
85
|
405
|
Maret
|
130
|
405
|
April
|
170
|
400
|
Mei
|
175
|
405
|
Juni
|
170
|
400
|
Juli
|
175
|
370
|
Agustus
|
170
|
375
|
September
|
230
|
400
|
Oktober
|
335
|
400
|
Nopember
|
300
|
365
|
Desember
|
335
|
380
|
Untuk mencari relative strength, nilai investasi pada kedua saham dibuat sama jumlahnya terlebih dahulu pada awal periode. Selanjutnya rasio nilai investasi saham Pakuwon Jati terhadap Daya Sakti dihitung pada tiap bulan sebagai berikut:
Relative strength
| |||
Bulan, 2004
|
Pakuwon Jati
(325 lembar saham)
|
Daya Sakti
(75 lembar saham)
|
Relative
strength
|
Januari
|
Rp24.375
|
Rp24.375
|
1,00
|
Februari
|
27.625
|
30.375
|
0,91
|
Maret
|
42.250
|
30.375
|
1,39
|
April
|
55.250
|
30.000
|
1,84
|
Mei
|
56.875
|
30.375
|
1,87
|
Juni
|
55.250
|
30.000
|
1,84
|
Juli
|
56.875
|
27.750
|
2,05
|
Agustus
|
55.250
|
28.125
|
1,96
|
September
|
74.750
|
30.000
|
2,49
|
Oktober
|
108.875
|
30.000
|
3,63
|
Nopember
|
97.500
|
27.375
|
3,56
|
Desember
|
108.875
|
28.500
|
3,82
|
E. TRADING RULE DALAM ANALISIS TEKNIKAL
Trading rules (aturan perdagangan) dipakai sebagai patokan dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham.
Gambar 6: aturan perdagangan sebagai indicator membeli atau menjual saham dalam analisis teknikal
F. METODE PENGEPLOTAN GRAFIK
1. Grafik Batang (Bar Chart)
Grafik batang mencerminkan kisar perdagangan (trading range) pada suatu perioda tertentu yang dianalisis. Kebanyakan metoda penggrafikan menempatkan harga pada aksis vertikal Y dan waktu pada aksis horisontal X.
Gambar 7: contoh hipotesis grafik batang pergerakan harga saham
Bagian atas dari batang menunjukkan catatan harga tertinggi sedangkan bagian bawah menunjukkan catatan harga terendah. Garis horisontal (tick mark) pada sebelah kiri batang mencerminkan harga buka dan garis horisontal sebelah kanan batang mencerminkan harga tutup (closing or settlement price).
Gambar 8: contoh lain bar chart
2. Point-and figure chart
Jenis chart seperti ini lebih kompleks dibandingkan dengan bar chart biasa, karena menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara signifikan . Perubahan harga yang signifikan biasanya bisa dilihat dalam bentuk angka yang menunjukkan perubahan harga saham.
Grafik poin dan gambar terdiri dari serangkaian O dan X yang dikenal sebagai kotak-kotak. Poin O mencerminkan penurunan harga saham dan poin X mencerminkan peningkatan harga dan setiap kotak mencerminkan himpunan pergerakan harga tertentu.
Gambar 9: point-and-figure chart (dalam ratusan)
3. Grafik Garis (Line Chart)
Grafik garis (line chart) hanya menggambarkan harga tutup. Garis disusun dalam bentuk kontinyu yang menghubungkan harga penutup antar interval waktu secara berututan.
Grafik garis berguna dalam beberapa hal:
· Harga tertinggi dan terendah yang diabaikan sehingga sebagian kegaduhan random (random noise).
· Fokus pada pertimbangan harga penutup menampilkan grafik garis yang lebih bersih dan mudah untuk diamati.
· Harga penutupan juga sangat penting sebagai dasar pertimbangan karena mencerminkan hanya para pelaku pasar yang benar-benar dipersiapkan untuk memegang sekuritas melampaui semalam (overnight) atau melampaui seminggu (over a weekend).
· Grafik garis memungkinkan pengeplotan dengan rentang waktu yang lebih panjang daripada grafik batang.
Gambar 10:ilustrasi grafik garis
4. Grafik Kardil (Candlestick Chart)
Informasi yang disajikan dalam penggrafikan kandil identik dengan grafik batang (bar chart). Karakteristik dasar grafik kandil:
Gambar 11: karakteristik dasar grafik garis
Garis tipis di atas real body dinamakan bayangan lebih tinggi (upper), sedangkan garis tipis di bawah real body dinamakan bayangan lebih rendah (lower).
Gambar 12 : beberapa bentuk umum grafik lilin
Gambar A terjadi bila harga pembukaan identik dengan harga penutupan. Real body tercermin dari garis tipis horisontal. Gambar B mencerminkan tinggi dan rendah dari suatu harga dalam suatu hari sehingga tidak terdapat bayangan (shadow). Terdapat kemungkinan bahwa harga pembukaan dan penutupan relatif tinggi (Gambar C) atau relatif rendah (Gambar D), atau kisar perdagangan yang relatif kecil (Gambar E).
G. MODEL SIKLUS PASAR DAN INDENTIFIKASI TREND PASAR
1. Model siklus pasar
Perbedaan trend terkait dengan perbedaan unit rentang waktu. Untuk tujuan praktis, terdapat empat bentuk trend:
· Trend jangka pendek (short-term trend), yakni antara 3 hingga 6 minggu.
· Trend jangka menengah (intermediate-term trend), yakni antara 6 minggu hingga 9 bulan.
· Trend primer (primary trend), yakni antara 9 bulan hingga 2 tahun.
· Trend sekular (secular trend), yakni antara 8 tahun hingga 12 tahun.
Gambar 13 : model siklus pasar
2. Puncak dan Palung (peak and trough)
Salah satu prinsip dasar (building block) analisis teknikal adalah bahwa harga tidak bergerak secara langsung naik atau turun melainkan bergerak secara zigzag. Bila serangkaian puncak dan palung tersebut tidak lagi terdorong ke atas, maka terdapat suatu signal bahwa trend mengalami pembalikan (reversal).
Gambar 14: transisi trend dari positif ke negative
Gambar 15: transisi tend dari negative ke positif
3. Support dan resistance
Dalam mengidentifikasi sinyal-sinyal dalam pergerakan harga saham, dikenal adanya dua istilah penting untuk menggambarkan pergerakan harga saham, yaitu: support level dan resistance level.
· Support adalah volume pembelian (buying), aktual atau potensial, yang cukup untuk menghentikan trend menurun dari suatu harga dalam suatu perioda yang cukup besar.
· Resistence adalah volume penjualan (selling), aktual atau potensial, yang cukup untuk memenuhi semua penawaran sehingga menghentikan harga yang lebih tinggi dalam waktu tertentu.
Pemikiran bahwa resistance merupakan batas tertinggi (ceiling) temporer dan support merupakan batas bawah (floor) temporer dilukiskan dalam grafik berikut:
Gambar16: support dan resistance
Gambar 17: area support dan resistanc yang terjadi pada seputar angka
4. Formasi bahu-dan-kepala (head-and-shulders formation)
Kepala dan bahu merupakan salah satu dari berbagai pola harga yang banyak digunakan dalam analisis teknikal. Pola-pola tersebut terjadi sebagai pembalikan ke atas atau ke bawah dan sebagai formasi kelanjutan atau konsolidasi.
Gambar18: formasi-bahu-dan-kepala.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksikan arah pergerakan harga saham dan indicator pasar saham berdasarkan historis harga dan volume saham. Tiga asumsi atau anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal adalah (Sulistiawan dan Liliana, 2007: 5): Market price discounts everything ,Price moves in trend ,History repeats itself.Analisis teknikal ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam analisis teknikal ini yaitu:
1. Dow theory
2. Moving average
3. Relative strength
Selain itu dalam analisis teknikal juga dikenal metode-metode pengeplotan grafik, diantaranya:
1. Grafik batang
2. Point-and-figure chart
3. Grafik kardil
Dalam siklus pasar ada beberapa tren yang terdiri dari 4 tren, yaitu: tren jangka pendek, jangka menengah, primer dan secular.
DAFTAR PUSATAKA
Hirt, G. A., & Block, S. B. (1993). Fundamentals of Investment Management (Vol. Fourth Edition). Boston: Richard D. Irwin, Inc.
Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2009). Investment Analysis and Portfolio Management (Vol. 9th Edition). Mason, Ohio, USA: South-Western Cengage Learning.
Reilly, F.K., dan Brown, K.C., 1997. “Investment Analysis and Portfolio Management”, 5th ed., The Dryden Press, New York, hal. 776.
Tandelilin, Eduardus. 2009. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius
0 Response to "MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALYSIS INVESTASI ANALYSIS TEKNIKAL "
Post a Comment